Accumulator
Aki basah merupakan aki konvensional yang menggunakan timbal sebagai sel dengan menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai pereaksinya. Aki ini sering ditemukan pada kendaraan roda dua, roda empat atau lebih terutama pada kendaraan yang sudah berumur (tua).
Aki ini memiliki 6 (enam) buah sel untuk aki bervoltase 12 (dua belas) dan 3 (tiga) sel untuk aki bervoltase 6 (enam). Dengan kata lain setiap sel menghasilkan 2 (dua) volt. Aki tipe ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, aki ini memiliki waktu pakai yang cukup lama (tergantung pengguna), mampu diisi dengan voltase yang besar, setelah rusak masih dapat ditukar tambah dengan yang baru (yang masih layak biasanya dapat diperbaiki). Kelemahannya, aki ini memerlukan perawatan setiap bulannya.
Aki kering, jenis yang kedua, menggunakan kalsium sebagai selnya dengan pereaksi tertentu. Seperti aki basah, aki ini juga memiliki 6 (enam) sel untuk 12 (dua belas) volt. Aki jenis ini tidak memerlukan perawatan yang intensif, karena pereaksinya tidak akan habis, melainkan uap yang dihasilkan dikembalikan ke dalam ruang sel berada. Namun, aki tipe ini harus diisi dengan voltase yang kecil sehingga aki tidak cepat rusak.
Aki kering biasanya memiliki batas pakai, misalnya 3 (tiga) tahun. Artinya aki ini lebih baik dipakai tidak lebih dari waktu yang ditentukan. Jika masih digunakan, maka tidak ada jaminan bahwa aki tersebut dapat menyimpan arus dengan baik atau bahkan sewaktu-waktu mati. Lain halnya dengan aki basah, jika masih dapat menyimpan dengan baik, aki ini masih bisa digunakan, melebihi batas waktu yang dianjurkan (tergantung perawatan dari pengguna).
Ada satu hal yang lebih penting lagi, yaitu pengisi aki tersebut. Apapun jenis aki yang digunakan, jika pengisinya berfungsi dengan baik maka akan lebih awet pula aki tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar